Viral.. Seorang Karyawan Rela Resign dari Kantornya Demi Hindari Transit distasiun Manggarai.
Tentunya menjadi karyawan adalah pilihan pekerjaan bagi masyarakat pada umumnya. Seorang karyawan pasti akan mengikuti sistem perusahaan dimana tempat dia bekerja.
Mulai dari waktu kerja hingga tempat kerja atau kantor perusahaan tersebut. Dengan ketentuan yang sudah berlaku seorang karyawan akan mempersiapkan segala hal untuk memperlancar aktifitas di kantornya tersebut.
Salah satunya adalah transportasi menuju lokasi tempat dia bekerja. Berbagai moda transportasi menjadi pilihan menuju tempat kerja, mulai dari kendaraan pribadi hingga kendaraan umum.
Seorang perempuan yang bekerja di kawasan Sudirman, Jakarta mengaku lelah dan tak sanggup setiap menempuh perjalanan dari rumah menuju kantor.
Ia menceritakan perjalanan menaiki kereta api dan transit di Stasiun Manggarai sangat melelahkan dan menyiksa.
Ia mengeluhkan minimnya fasilitas yang tersedia di stasiun transit terbesar di Jakarta itu. Ketersediaan lift, eskalator maupun tangga penghubung transit tidak sesuai dengan jumlah penumpang yang transit di Stasiun
Siti, seorang karyawan yang memiliki pengalaman yang sangat menyakitkan saat melewati stasiun Manggarai. Ia merasa seperti sedang bermimpi buruk melawan zombie setiap kali harus transit di stasiun tersebut selama jam-jam sibuk.
Akhirnya, dalam upaya untuk menghindari mimpi buruk tersebut, ia memutuskan untuk melakukan hal yang sangat berani: resign dari pekerjaannya di kantor lama.
Walaupun ia sudah bekerja sebagai pegawai tetap selama dua tahun di kantor di Sudirman, Jakarta Pusat, Siti tetap memilih untuk berpindah pekerjaan dan bidang yang berbeda. Menurutnya, kesehatan mental adalah hal yang paling penting baginya.
"Saya merasa seperti akan gila jika harus terus-menerus melewati stasiun Manggarai saat jam-jam sibuk. Transit di sana sungguh menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan, melelahkan, menjengkelkan, dan membingungkan," ujar Siti.
Bagi Siti transit di Stasiun Manggarai seperti mimpi buruk. Perjalanan dari rumahnya di Citayam ke Sudirman menjadi salah satu pengalaman terburuk dalam hidupnya. Sejak pergantian stasiun transit dari Tanah Abang ke Manggarai ditetapkan,ia harus berjuang di jalan untuk tiba di kantor.
Siti bercerita kondisi stasiun Manggarai di saat waktu pulang kerja sangat kacau. Anak tangga yang sempit tak mampu menampung ramainya penumpang KRL terpaksa membuatnya berdesak-desakan saat naik. lift terkadang tidak berfungsi hingga ia harus mengejar waktu dan “berebut” untuk mencapai gerbong kereta.
Dirinya sudah mencoba segala cara agar terhindar dari stasiun Manggarai. Mulai dari turun ke stasiun Gondangdia dan menuju kantornya dengan kendaraan biasa. Tapi biayanya semakin membengkak. Pernah dia ingin turun di Kampung Bandan dari stasiun Sudirman. tapi rute itu malah membuat semakin berputar-putar dan terlalu melelahkan baginya.
Dia akhirnya berhenti kerja dan pindah kantor untuk menyingkirkan mimpi buruk itu.
Siti kini berkantor di daerah Kemang yang tidak perlu melewati Stasiun Manggarai lagi.
“Saya lebih baik berhenti dari kantor dan pindah ke perusahaan di Kemang. Walaupun beda lini bisnis yang jauh,. Tapi demi kesehatan mental yang lebih baik,” katanya.
Meski sudah dua tahun tidak merasakan mimpi buruk lagi, ia berharap ada perbaikan sarana ataupun pengaturan lalu lintas penumpang kereta dari KAI Commuterline. (KRL) Jabodetabek.(Adam.s)